Senin, 10 Maret 2014

Bangun Di Pagi Hari Mengurus Percetakan

Dengan tugas yang begitu banyak aku terima dari kampusku stt telematika. Semalaman aku mengerjakan semua tugas-tugas itu. Dari mulai tugas basis data hingga RPL yang pada saat itu sungguh membuatku pusing. Aku harus membuat suatu relasi sebagaimana aturan yang ada di database dan aku harus membuat program sederhana yang ditugaskan oleh disen RPL. Di malam itu tepat malam dimana aku tulis ceritaku hari ini di blog ini yang sebentar lagi akan kamu ketahui. Bukan cerita yang bisa membuatmu sedih atau terharu tetapi ini hanya bagian dari kesenanganku menulis. Hingga tugas belum selesai aku kerjakan malam semakin larut dan menggantinya dengan pagi. Malam itu aku masih ingat ketika aku di pandangi oleh jam dinding yang berglantungan di atas jendela kamar tidurku. Kira-kira 2.5 meter jam dinding itu berglayutan ditempatnya. Dia mrnatapku seakan mengutarakan apa isi hatinya dalam-dalam kepadaku "sudah jam 4.13 tidurlah zaen!" . begitulah kira2 yang dikatakan padaku. Aku hanya bisa diam dan terpaku sejenak untuk merenungkan perkataanya. Saat aku tersadar kalau aku belum tidur semalaman. Leptop thosiba dengan i5 memandangku dengan tatapan bengong. Seperti sedang memikirkan kegelisahanku. Akhirnya aku berdiri dan memerintahkan laptopku intuk sutdown. Laptop thosiba i5 kenang-kenangan dari kekasihku yang begitu taat kepada segera menjalankan perintahku. Aku bangun pergi ke kamar nandi dan mengambil kilauan air wudhu yang amat sangat menyejukkan di pagi hari itu. Sholat subuh pun aku mulai. Tampak begitu lemasnya tubuhku mengatakan ( aku letih bos, apa kamu tidak membaringkanku diatas tempat tidur yang empuk itu barang sejenak?). Tanpa berkata apapun aku meng iyakan permintaannya. Jam alarm membangunkanku pukul 6.25 pagi. Tongteng tongten tongteng begitulah perkataannya yang dia coba sampaikan kepadaku. Yang kira2 artinya begini ( bangun bangun sudah jam 6.25 pagi) tubuhku yg masih lemas itu terperanjat dari tempat tidur. Seakan enggan untuk bangun dari tempat peristirahatannya. Air bak kamar mandiku yang begitu dingin menusuk-nusuk kulitku yg sedari tadi baru berjabatan dengannya. Aku mengkosok gigi dan menyabun badanku dengan sabun yg baru aku buka dari wadagnya. Tubuhku di gosok2 hinggah terasa kesat sesaat di sekimuti air kembali. Handuk kering telah mememaniku hingga aku mengenakkan pakaian di badanku. Pagi pukul 7.44 itu aku mencoba memberanikan untuk sesekali melihat keluar rumah yang tampak sepi dan mencekam. Awan pucat yang aku lihat di pagi itu kira-kira akan segera menangis. Tapi sayang aku tidak bisa menghiburnya. Dia terlalu jauh untuk dapat mendengar hiburanku. Motor yang ada di belakang rumahenggerang-gerang memintaku untuk mendatanginya. Pintu depan aku sogok pintu belakang aku sogok. Aku harap mereka menyembunyikanku didalamnya. Sepatu tas yang telah siap mengikuti kemana langkahku dan motor nengajakku untuk pergi ke percetakan. Jalanan begitu macet. Pelan-pelan motor mendampingi perjalananku. 20m dari jalan aku tengik ke kiri dan ku temukan BNI memanggilku untuk kesejian kalinya aku memintanya memberi uang kepadaku. Uang 500rb yg barusan ayah angkatku kasih aku ambil darinya. Dia cukup memberiku uang itu dan menyuruhku pergi dengan segera. Perjalananlu berlanjut hingga sampai percetakan mitra jam 7.57. Penjaga parkir memintaku masuk di jalan motor seoerti biasa. Selembar kertas udentitas plat nomor dari motorku di berikan olehnya. Hanya ada satu pegawai dari mitra yang mencoba membukakan pintu untuknya. Motor pun berhenti dan berdiri gagah di depan mitra. Di belakangnya aku ikut masuk. Tiba-tiba byuuuur... Hujan begutu lebat mengguyur tanah yang dulunya kering rintang. Alhamdulillah akhirnya aku sampai sini tidak kehujanan... Doaku dallam hati. Masih berlanjut bro.. Nanti dulu... Cut cut....

Bangun Di Pagi Hari Mengurus Percetakan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: isoyo